Featured Post

Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab

Sumber gambar: https://faiqotulmagfiroh.blogspot.com/ Metode tanya jawab diartikan sebagai cara mengajar yang memungkinkan terjadinya interaksi dua arah (two way traffic) secara langsung antara guru dengan murid. Dalam hal ini, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan murid memberikan jawa…

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Prosedur
penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui system berdaur
dari berbagai kegiatan pembelajaran, menurut Raka Joni (1998) terdapat 4
tahapan yaitu: Pengembangan focus masalah penelitian; Perencanaan tindakan
perbaikan; Pelaksanaan tindakan perbaikan; observasi dan interpretasi; Analisis
dan refleksi. Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan
sebagai berikut. Untuk lebih jelasnya rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat
dilihat pada gambar berikut.



               

Dalam pelaksanaannya PTK diawali
dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang
dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah
berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar peserta didik, dan
atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai
adanya permasalahan tersebut, kemudian guru menetapkan focus permasalahan
secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan
secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan.



                Pada gilirannya dengan perumusan
permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis
kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan secara lebih cermat, sehingga terbuka
peluang untuk memilih alternative-alternatif tindakan perbaikan yang dinilai
terbaik, kemudian diterjemahkan menjadi program tindakan perbaikan yang akan
dicobakan. Hasil percobaan tindakan perbaikan yang dinilai dan direfleksikan
dengan mengacu kepada kriteria-kriteria perbaikan yang dikehendaki yang telah
ditatpkan sebelumnya.



                Setelah permasalahan ditetapkan,
pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus 
pertama yang terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Apabila sudah diketahui keberhasilan atau
hambatan dalam tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama, peneliti
kemudian mengidentifikasi permasalahan baru untuk menentukan rancangan siklus
berikutnya. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan
sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi keberhasilan, untuk myakinkan atau
untuk menguatkan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam
siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya
yang ditunjukan untuk mengatasi berbagai hambatan/ kesulitan yang ditemukan
dalam siklus sebelumnya.



                Dengan menyusun rancangan untuk
siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti
yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan
peneliti belum merasa puas dapat dilanjutkan pada siklus ketiga yang tahapannya
sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus
dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun
ada saran sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.



A.     
Penetapan Fokus Permasalahan



Secara
umum karakteristik suatu masalah yang layak diangkat untuk PTK adalah sebagai
berikut.



1.      
Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara
teori dan fakta empiric yang dirasakan dalam proses pembelajaran. Apabila hal
ini terjadi, guru merasa prihatin atas terjadinya kesenjangan, timbul
kepedulian dan niat untuk mengurangi tersebut dan berkolaborasi dengan dosen/widyaiswara/pengawas
untuk melaksanakan PTK.



2.      
Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan
diidentifikasi factor-faktor penyebabnya. Faktor-Faktor tersebut menjadi dasar
atau landasan untuk menentukan alternative solusi.



3.      
Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternative solusi
bagi masalah tersebut melalui tindakan nyata yang dapat dilakukan
guru/peneliti.



Dianjurkan agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK
adalah yang memiliki nilai yang bukan sesaat, tetapi memiliki nilai strategis
bagi keberhasilan pembelajaran lebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model
tindakan efektif yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah serumpun.



Pada tahap selanjutnya dilakukan identifikasi masalah yang sangat menarik
perhatian. Aspek penting pada tahap ini adalah menghasilkan gagasan-gagasan
awal mengenai permasalahan actual yang dialami dalam pembelajaran. Tahap ini
disebut identifikasi permasalahan. Cara melakuakan identifikasi permasalahan
masalah antara lain sebagai berikut.



1.      
Menuliskan semua hal (permasalahan) yang perlu
diperhatikan karena akan mempunyai dampak yang tidak diharapkan terutama yang
berkaitan dengan pembelajaran.



2.      
Memilah dan mengklasikan permaslahan menurut
jenis/bidangnya, jumlah siswa yang akan mengalaminya, serta tingkat frekuensi
timbulnya masalah tersebut.



3.      
Mengurutkan dari yang ringan, jarang terjadi,
banyaknya siswa yang mengalami untuk setiap permasalahan yang teridentifikasi.



4.      
Dari setiap urutan diambil beberapa masalah yang
dianggap paling penting untuk dipecahkan sehingga layak diangkat menjadi
masalah PTK. Kemudian dikaji kelayakannya dan manfaatnya untuk kepentingan
praktis, metodologis maupun teoritis.



Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah guru harus jujur
pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian
penting dari dunianya. Dilanjutkan analisis untuk menentukan kepentingan.
Sebelum menganalisis masalah kita harus mengumpulkan data terlebih dahulu.
Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri
(refleksi), mengkaji ulang berbagai dokumen (pekerjaan siswa, daftar hadir,
daftar nilai, bahan pelajaran, dll) tergantung jenis masalah yang
diidentifikasi.



Analisis masalah dipergunakan untuk merancang tindakan baik dalam bentuk
spesifikasi tindakan, keterlibatan peneliti, waktu dalam satu siklus, indicator
keberhasilan, peningkatan sebagai dampak tindakan dan hal-hal yang terkait
lainnya dengan pemecahan yang diajukan. Pada tahap selanjutnya masalah-masalah
yang telah diidentifikasi dan ditetapkan dirumuskan secara jelas, spesifik dan
operasional. Perumusan masalah yang jelas memungkinkan peluang untuk pemilihan
tindakan yang tepat. Contoh rumusan masalah yang mengandung tindakan alternative
yang ditempuh antara lain sebagai berikut.



1.      
Apakah metode diskusi dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis?



2.      
Apakah pembelajaran berorientasi proses dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran?



3.      
Apakah metode karyawisata dapat meningkatkan
partisispasi siswa dalam kegiatan pembelajaran[H1] ?



4.      
Apakah penggunaan metode roleplay dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS?



B.     
Perencanaan Tindakan



Setelah masalah dirumuskan secara operasional perlu dirumuskan alternative
tindakan yang akan diambil. Alternatif tindakan yang akan diambil dapat
dirumuskan kedalam bentuk hipotesis tindakan dalam arti dugaan mengenai
perubahan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Perencanaan tindakan
memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman yang
diperoleh dimasa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian sebidang. Bentuk
umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis penelitian formal.



                Hipotesis tindakan
umumnya dirumuskan dalam bentuk keyakinan tindakan yang diambil akan dapat
memperbaiki system, proses, atau hasil. Hipotesis tindakan sesuai dengan
permaslahaan yang akan dipecahkan dapat dicontohkan seperti di bawah ini.



1.      
Metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam mata pelajaran IPS



2.      
Pembelajaran berorientasi proses dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.



3.      
Metode karyawisata dapat meningkatkan
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.



4.      
Penggunaan metode roleplay dapat meningktakan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS.



Secara rinci tahapan perencanaan
tindakan terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut.



1.      
Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk
menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan.



2.      
Menentukan cara yang tepat untuk menguji
hipotesis tindakan dengan menjabarkan indicator-indikator keberhasilan serta instrument
pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu



3.      
Membuat secara rinci rancangan tindakan yang
akan dilaksanakan



 



C.     
Pelaksanaan Tindakan



Pada tahapan ini, rancangan strategi dan scenario pembelajaran diterapkan
. Skenario tindakan harus dilakuakan secara benar tampak berlaku wajar. Pada
PTK yang dilakuakn guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu
antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan
sajian beberapa pokok bahasan dan mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan
contoh aspek-aspek rencana (scenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu
PTK.



1.      
Dirancang penerapan metode diskusi dalam
pembelajaran IPS untuk pokok bahasan : A, B, C dan D



2.      
Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai
jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris dll.oleh dan dari anggota
kelompok, bagi topic bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan cara
menyenangkan.



3.      
Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui
diskusi anggota kelompok bekerja/belajar memahami materi, menuliskan hasil
diskusi dalam power poin/OHP untuk persiapan presentasi.



4.      
Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing
kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai moderator,
lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.



5.      
Jenis data yang dikumpulkan: berupa makalah
kelompok, power poin/OHP hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi
serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum (pretes)  dan setelah (postes) tindakan dilaksanakan.



 



D.     
Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data



Tahapan
ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung
dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format
observasi/ penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan scenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses
dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (
hasil tes, hasil kuis, presensi nilai tugas dan lain-lain) tetapi juga data
kualitatif yang menggambar keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang
dilakukan dan lain-lain.



                Observasi dilakukan bertujuan
untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Dalam
penelitian formal, tujuan observasi untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable,
data tersebut diolah untuk menguji hipotesis. Dalam PTK tujuan observasi adalah
memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Sasaran observasi dalam
PTK adalah proses dan hasil pembelajaran yang direncanakan sebagai tindakan
perbaikan.



                Instrumen yang umum dipakai
dalam PTK adalah (a) soal tes, kuis; (b) rubric; (c) lembar observasi dan (d)
catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak
dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama
pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang
dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.



 



E.      
Refleksi



Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdarsar data yang telah terkumpul
dan kemudian melakukannevaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya.
Analisis data dilakuakn setelah satu paket perbaikan selesai diimplementasikan
secara keseluruhan. Analsis data dapat dilakuakn secara bertahap:



1.      
Menyeleksi dan mengelompokkan (reduksi data)



2.      
Memaparkan atau mendiskripsikan data (narasi,
grafik atau table)



3.      
Menyimpulkan atau memberi makna



               Dengan
analisis data guru dapat memperkirakan dampak perbaikan yang dilakukan nya dan
membantu guru dalam melakukan refleksi. Refleksi dalam PTK mencakup analisis,
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.
Jika terdapat masalah dan proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian
ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaanulang,
tindakan ulang, dan pengamatan ulang shingga permasalahan yang dihadapi dapat
teratasi.



 



Sumber Pustaka: Warso, Agus Wasisto Dwi
Doso. (2015). Publikasi Ilmiah Penelitian
Tindakan Kelas.               
Yogyakarta:
Graha Cendekia














 [H1]de







Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter