Featured Post

Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab

Sumber gambar: https://faiqotulmagfiroh.blogspot.com/ Metode tanya jawab diartikan sebagai cara mengajar yang memungkinkan terjadinya interaksi dua arah (two way traffic) secara langsung antara guru dengan murid. Dalam hal ini, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan murid memberikan jawa…

Kerja Sama Antara Guru dan Orang Tua dalam Pendidikan Karakter











Sumber gambar: http://sekolahimpian.id/pentingnya-kerjasama-guru-dengan-orang-tua/


Pendidikan karakter dicetuskan
setelah melalui pertimbangan yang matang dan berdasarkan kajian mendalam. Di
tengah masyaraakat terdapat anggapan bahwa hasil pendidikan hanya melahirkan
anak pintar, namun berperilaku tidak sopan, tidak peduli, kurang cinta pada
tanah air dan cenderung radikal. Dengan begitu, pembelajaran di sekolah
dianggap lebih menekankan pada aspek kognitif. Sekolah juga dinilai kurang
menekankan siswa pada sikap untuk berbuat baik. Oleh karena itu, gerakan
pendidikan berbasis karakter dicanangkan dengan harapan bahwa peserta didik
tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga memiliki sikap dan nilai-nilai
baik.







Adapun pendidikan karakter di tingkat
pendidikan tinggi agak berbeda dengan pendidikan dasar dan menengah. Meskipun
penerapannya tidak terlalu berbeda, tetapi strateginya harus berbeda mengingat
mahasiswanya sudah dewasa. Ada juga yang dimasukkan untuk mata kuliah tertentu,
seperti bela negara. Konsep dasar pendidikan karakter adalah dalam kurikulum.
Maka dari itu, tidak ada penambahan mata pelajaran yang khusus mengajarkan
pendidikan karakter. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter diintegrasikan dalam
mata pelajaran atau pembiasaan-pembiasaan dengan ragam cara yang tepat. Nilai
kedisiplinan, misalnya bisa ditanamkan dengan mengharuskan anak mengerjakan PR,
datang tepat waktu, tidak menyontek dan sebagainya.



Baca juga: Tips Menjadi Guru yang Berkarakter 

                  Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pelajaran TIK





Guru, kepala sekolah maupun
tenaga pendidikan yang lain bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikn karakter
di sekolah masing-masing. Kepala sekolah dalam hal ini harus bertanggung jawab
terhadap kegiatan-kegiatan yang disebut sebagai pembudayaan sekolah.
Pembudayaan sekolah dapat berupa menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan
toliet dengan benar, penyediaan tempat sampah, pembiasaan anak-anak membuang
sampah pada tempatnya, juga terbiasanya budaya bersih, rapi, nyaman, disiplin
dan sopan santun.





Kepala sekolah berperan sebagai
pemimpin dalam pendidikan karakter ini., sehingga kepala sekolah yang harus
selalu mengingatkan. Kunci keberhasilan pendidikan karakter itu ada di karakter
kepala sekolah. Apabila kepala sekolah berniat berubah menjadi yang lebih baik,
maka seterusnya akan menularkan perilaku baik bagi guru-guru dan peserta
didiknya. Prinsipnya, tentu dimulai dari diri sendiri, diawali dari yang
mudah  dan dilakukan saat ini juga.





Implementasi pendidikan karakter
tidak boleh dinilai sama dengan mata pelajaran lainnya. Hal tersebut karena
pendidikan karakter menyangkut pengembangan sikap, nilai dan pembiasaan. Namun
demikian, guru tetap bisa mengamati perkembangan karakter peserta didik.
Penilaiannya bisa saja menggunakan parameter yang berbeda antara satu siswa
dengan siswa lainnya. Hal terpenting adalah lingkungan sekolah, baik peserta
didik, guru maupun tenaga kependidikan menjadi lebih baik karena menerapkan
pendidikan karakter.





Hasil dari pendidikan karakter
tidak dapat dirasakan atau dilihat seketika. Dibutuhkan waktu yang relatif lama
untuk menyatakan keberhasilan pendidikan karakter. Penerapan pendidikan
karakter memerlukan kerja sama berbagai pihak dan juga memerlukan contoh dari
pendidik, tenaga kependidikan dan orang tua. Adanya koordinasi antara sekolah
dengan orang tua merupakan langkah yang diharapkan mampu memperkuat pendidikan
karakter. Jika kerja sama antara sekolah dengan orang tua sudah berjalan baik,
hasilnya diharapkan menjadi lebih baik.





Pendidikan karakter amatlah
penting bagi kehidupan anak didik di masa mendatang. Orang tua hendaknya
berperan lebih arif dan bijaksana dalam mengasuh peserta didik. Hal ini
dikarenakan orang tua berperan lebih besar dalam pendidikan karakter peserta
didik. Mindset orang tua terhadap kecerdasan harus dirubah agar perannya dalam
mengasuh anak dapat menjadi lebih baik. Pemikiran bahwa kecerdasan berupa nilai
rapor atau nilai ujian akhir yang tinggi saja belum cukup bagi kehidupan anak
di masa mendatang. Kecerdasan anak harus meliputi kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosi dan kecerdasan sosial. Kecerdasan-kecerdasan tersebut akan
mewujud pada diri anak apabila terjadi kerja sama yang baik antara pihak
sekolah, baik guru, kepala ekolah, maupun tenaga pendidik lainnya dengan orang
tua berjalan secara baik.





Peran guru adalah
menginternalisasikan nilai-nilai yang diintegrasikan dalam mata pelajaran di
sekolah. Peran kepala sekolah adalah menginternalisasikan kebudayaan sekolah.
Sementara itu, peran orang tua adalah memperkuat internalisasi nilai-nilai yang
telah dilakukan oleh guru dan kepala sekolah. Dengan memahami peran-peran
tersebut, guru, kepala sekolah dan orang tua akan dapat mewujudkan nilai-nilai
kebaikan dalam karakter diri peserta didik.





Sumber: Damayanti,
Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Araska:
Yoyakarta

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter